BAHAGIAKU SURGA MEREKA DAN DERITAKU
PILU MEREKA
Karya: Feby
Aku berdiri berdiri mengenakan toga
ini
di sebuah jalan setapak yang gelap
pandanganku tertuju pada dua orang di kejauhan sana
dengan senyuman yang tak asing di mataku
dua orang yang sangat aku hargai,
dua orang yang sangat aku hormati
aku cintai dan aku sayangi ya..
di sebuah jalan setapak yang gelap
pandanganku tertuju pada dua orang di kejauhan sana
dengan senyuman yang tak asing di mataku
dua orang yang sangat aku hargai,
dua orang yang sangat aku hormati
aku cintai dan aku sayangi ya..
mereka papa dan mamaku...
Dengan di sertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka
seiring dengan langkah terlintas di benakku
atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini
mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan
mama yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini
mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
papa yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang
ikhlas.. mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup
detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun
Apakah yang dapat kulakukan untuk membalas mereka
sering aku tutup kuping ngak mau dengerin nasehat mereka
sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku
sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalanku
sering juga aku banting pintu di hadapan mereka
jika mereka tidak mengabulkan permintaanku
dan bahkan sering aku mngeluarkan kata kata kasar
yang ngak pantas mereka dengar dari bibirku
dasar cerewet, kuno, kolot
Tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku
tidak... tidak sama sekali mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku
mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka
bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa doa mereka
hingga aku menjadi seperti sekarang ini
ya tuhan... betapa durhakanya aku tak sadarkah aku
bahwa mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku
Langkah-langkahku terhenti di hadapan mereka
dan kupandangi papa dan mamaku inchi demi inchi
badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk
rambut yang dulu hitam kini mulai memutih
dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkriput
kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia
air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini
kucium tangan mereka, kupeluk mereka sambil berkata
Papa... Mama... yang aku berikan hari ini tidak akan cukup
membalas semua yang telah Papa dan Mama berikan selama ini kepadaku
terima kasih ma... terima kasih pa...
aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku
Dengan di sertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka
seiring dengan langkah terlintas di benakku
atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini
mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan
mama yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini
mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
papa yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang
ikhlas.. mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup
detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun
Apakah yang dapat kulakukan untuk membalas mereka
sering aku tutup kuping ngak mau dengerin nasehat mereka
sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku
sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalanku
sering juga aku banting pintu di hadapan mereka
jika mereka tidak mengabulkan permintaanku
dan bahkan sering aku mngeluarkan kata kata kasar
yang ngak pantas mereka dengar dari bibirku
dasar cerewet, kuno, kolot
Tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku
tidak... tidak sama sekali mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku
mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka
bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa doa mereka
hingga aku menjadi seperti sekarang ini
ya tuhan... betapa durhakanya aku tak sadarkah aku
bahwa mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku
Langkah-langkahku terhenti di hadapan mereka
dan kupandangi papa dan mamaku inchi demi inchi
badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk
rambut yang dulu hitam kini mulai memutih
dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkriput
kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia
air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini
kucium tangan mereka, kupeluk mereka sambil berkata
Papa... Mama... yang aku berikan hari ini tidak akan cukup
membalas semua yang telah Papa dan Mama berikan selama ini kepadaku
terima kasih ma... terima kasih pa...
aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku